KITA YANG MUDA
Almarhum Buya
HAMKA mengatakan “seorang tua yang
berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua. Tetapi
pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda”. Sebuah
sindiran yang inspiratif dari beliau serta bertujuan membakar semangat para
pemuda untuk lebih berani dalam melangkah dan mencoba segala hal disaat muda.
Karena masa muda adalah masa yang paling indah dalam kehidupan manusia. Dimasa
muda kita bisa untuk bereksperimen dengan kehidupan, mencari jalan yang terbaik
bagi kehidupan untuk melakoni jati diri sampai puas.
Sekarang mari kita
bertanya kepada diri sendiri sebagai seorang muda. Sampai hari ini dan detik
ini, hal apa saja yang telah kita lakukan
untuk menyongsong hari esok? Selain menjalankan kewajiban untuk menuntut ilmu
agar menjadi seorang manusia terpelajar dan terdidik. Lalu apakah jaminan aman
dimasa depan sudah berada ditangan kita dengan kita selalu berada dan tidak mau
keluar dari zona aman keluarga dan orang tua? Bukankah hidup adalah milik kita
sendiri, karena kita sendirilah yang akan menjalaninya. Orang lain hanya bisa
menemani dan dan menuntun agar kita tidak tersesat dalam pencarian yang kita
lakukan.
Memang tidak bisa
dipungkiri, kasih sayang dan perhatian dari orang tua dan keluarga membuat kita
merasa aman dan nyaman. Sehingga secara tidak langsung telah mendidik kita
untuk selalu bermain aman dizona aman tersebut. Sebuah pernyataan klasik dari
orang tua kepada anaknya yang mungkin sampai saat ini masih sering terdengar
ditelinga kita, “sekarang kamu belajar, belajar aja dulu. Jangan memikirkan hal
yang lain. Biarkan bapak dan ibu yang meikirkannya”. Pernyataan yang
sungguh-sungguh sangat baik dari orang tua kepada anaknya. Namun juga sebuah
pernyataan yang membuat sang anak menjadi seorang pemalas dan penakut.
Baggaimana tidak, memang sudah kewajiban orang tua untukmemberikan segala yang
terbaik yang bisa diberikan, mendidik dan membesarkan anaknya. Tapi dengan demikian membuat seolah-olah
apapun kepentingan dan keperluan sang anak juga menjadi tanggung jawab dari
orang tua itu sendiri. apaun disediakan disediakan orang tua agar anak nya bisa
nyaman dalam menempuh kehidupan, dan akhir nya membuat kita sebagai anak menjadi malas memikirkan bagaimana besok
disaat orang tuanya sudah tidak bisa lagi menyedikan segalanya buat kita.
Bukankah orang tua kita memiliki keterbatasan untuk selalu menemani kehidupan
kita? Karena sampai saatnya datang, kita akan berpisah dengan mereka untuk
menjalankan kehidupan kita sendiri. Dan daun pun pasti akan berganti, kita yang
tadinya hanya pucuk telah berubah menjadi sehelai daun.
Dan sebelum semuanya
telat, marilah kita sedikit membuka fikiran dan hati untuk sesuatu yang baru.
Kita muda, dengan jalan yang masih panjang membentang didepan mata kita. Bukan
kah sudah saat nya kita untuk mencoba belajar melepaskan diri dari zona aman
orang tua dan keluarga. Walaupun darah muda adalah darah yang panas dan
berapi-api, tetapi dalam menentukan sikap tidak perlu dengan sebuah langkah
yang frontal dan arogan. Namun dengan ketenangan hati dan fikiran untuk
memikirkan setiap langkah yang akan di ayunkankan dan jalan yang akan dilalui.
Apakah kita akan memulai perlombaan disaat race telah dimulai? Kontestan lain
telah melaju kencang dilintasan, sementara kita baru menyalakan mesin untuk
memanaskannya. Padahal seharusnya disaat kita telah menyelesaikan semua hal
yang harus diselesaikan dalam proses pendidikan dan pendewasaan diri, kita
telah menyiapkan segala kebutuhan dan perlengkapan untuk kehidupan yang
sebenarnya. Jangan sampai kita menjadi seorang muda yang layu dan tidak siap
untuk bertarung menhadapi kerasnya dunia diluar zona aman sementara yang
diberikan oleh orang tua selama ini. Karena kesempatan adalah peluang yang
harus diciptakan sendiri. Bagaikan memancing ditengah laut lepas, tidak mungkin
kita hanya membawa dan menyiapkan satu joran dan satu mata pancing. Apakah kita
harus balik lagi kedaratan untuk mengmbil pancingan baru disaat pancing yang
kita pakai saat itu putus? Kita tidak pernah tahu ikan apa yang akan menyambar
umpan yang ada dimata kail, sebab kita memancing dilaut lepas dengan berbagai
macam kehidupan didalamnya. Bisa saja umpan tersebut dimakan oleh ikan yang
bobotnya melebihi kekutan benang dan mata kail yang kita punya sehingga membutanya
putus atau patah. Dan pastilah kita kehilangan kesempatan untuk mengangkat ikan
tersebut keluar dari dalam air. Tapi ceritanya akan berbeda kalau kita memiliki
cadangan pancing cadangan, kalau perlu semua pancingan yang dibawa dilepas
secara bersamaan. Maka akan semakin besar kemungkinan kita untuk mendapatkan
hasil pancingan.
Seharusnya masa muda adalah masa dimana kita bisa
mencoba segala hal untuk bangkit dan menggali seluruh potensi yang ada
didalam diri. Mencoba untuk melepaskan
diri dari zona aman yang diberikan orang
tua, untuk menemukan zona aman yang benar-benar milik diri kita sendiri. Waktu
akan berjalan dengan sangat cepat mengantarkan kepada masa dimana kita sudah
harus fokus dengan satu hal saja. Dan akan datang waktu dimana kita akan
menjadi seperti hal nya orang tua kita saat ini. Karena seiring dengan bertambahnya usia setiap
manusia berarti bertambah pula tanggung jawab yang diembannya. Semakin banyak
hal yang pernah dicoba dan dilakukan oleh seseorang maka akan semakin banyak
pula pengalamannya. Dan pengalaman bisa menjadikan seseorang lebih siap untuk
bertahan hidup diatas dunia. Sebuah pepatah Minang mengatakan, “hidup itu tidak harus pandai,
tapi berpandai-pandai”. Berarti untuk menjalani kehidupan itu dibutuhkan
kreatifitas, tidak cukup dengan hanya pintar saja. Orang yang pandai mungkin
hanya pintar dalam bidang tertentu saja, namun dia belum tentu bisa dalam
bidang lain yang tidak dia kuasai. Beda
dengan orang yang bisa berpandai-pandai. Dengan berpandai-pandai berarti dia
mau membuka diri untuk segala seuatu yang baru. Dia mau terus belajar dan serta
mencoba untuk mengembangkannya dengan kreartifitas yang dia miliki. Dan
orang-orang yang memiliki kreatifitas
adalah seorang yang cerdas. Tidak perlu pintar tapi harus cerdas.
Jadi selagi masih
muda lakukan saja apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang harus kita
raih. Jangan sampai kita masih melakukan
sesuatu yang seharus sudah kita lakukan dan selesaikan disaat kita muda dan
bertenaga di saat usia yang sudah lanjut. Dan jangan pernah ada kata sesal
dengan bunyi “andaikan dulu…” keluar
dari mulut kita di hari tua. Kita yang muda jangan sampai kalah dengan seorang
tua yang masih memanfatkan setiap kesempatan dalam hidupnya untuk terus belajar
dan berkarya. Apa kata dunia!? J
#Minangkabau West
Sumatera
Sarang @buruank
10-04-13
Komentar
Posting Komentar