PERHATIAN BOLEH, POSESIF JANGAN

Katanya masa pacaran adalah masa yang indah. Sering buat jantung hampir copot dan otak meledak. Karena saat pacaran kita mencoba untuk mengenal satu sama lain,  dan mencoba untuk menyatukan karakter yang berbeda. Mencoba mengerti dan memahami keurangan dan kelebihan masing dan juga saling-saling  yang lain nya. Mungkin kita semua sudah mengerti apa saja yang terjadi saat pacaran. Dari hal yang lucu hingga yang super romantic, bahkan hal yang memilukan. Semua pernah terjadi disaat pacaran. Mungkin karena belum benar-benar bisa menyatu membuat masa pacaran terasa lebih berliku dan banjir cerita.  
Dari sekian banyak cerita masa pacaran, ada satu hal yang bikin saya geli. Pacar yang posesif, pacar yang katanya perhatian tapi kok jadinya mengekang. Dan pembunuhan karakter pun terjadi dan sudah ada tidak akan lagi ditemukan cerita romantic saat berpacara. Bagiamana mau romantic, karena ada yang merasa terpaksa karena dipakasa untuk menjalankan sesuatu yang mungkin sudah bukan diri kita lagi. Dan apakah sikap posesif harus ada terhadap pasangan disaat pacaran? Menurut saya tidak harus, kalau bisa jangan sampai ada. Kenapa demikian? Kan kita masih pacaran, pacaran belum jaminan buat menikah dengan dia kan. Jadi kenapa harus posesifin sih pcar kita? Ckckckc aneh, padahal kita ketemunya pas udah sama-sama gede, dan juga belum ada keterikatan apapun untuk memaksa pasangan untuk mengikuti semua kemauan kita. Kan kalau cinta tidak harus memaksa dan terpaksa. Memang nya masih zaman penjajah, main paksa-paksaan. Dan kalau sudah merasa terpaksa karena ada yang memaksa lebih baik segera saja akhiri saja cerita cinta nya, daripada ntar bikin luka… kan sakit. Bisa-bisa gantung diri di pohon toge. Ckckckck :D
Sekarang gini aja, awalnya dulu kita suka dengan si dia, seka wajahnya, senyumannya, tawanya dan suka-suka yang lainnya. Dan datanglah hasrat untuk memilikinya, segala daya dan upaya dikerahkan agar dia mau untuk jadi pacar kita, agar kita bisa menjaga apa yang kita suka dari dirinya. Nah, berarti sudah pasti dong hal yang kita suka itu adalah semua yang kita lihat ada pada dirinya. Tapi kok dalam perjalanannya, kita mau merubah dia yang kita suka untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya lagi sesuai keinginan kita. bukan kah niat awalnya menjaga apa yang kita suka dari dirinya, karena hal itu membuat kita  bisa merasa lebih hidup. bukankah dengan mengharus kan dia begini begana menuruti apa yang kita mau telah memaksa dia berubah menjadi orang yang berbeda, bukan dia yang kita suka lagi. Kalau dia  sudah menjadi pribadi yang berbeda berarti orang kita suka  sudah hilang dong? Nah kalau hal itu terjadi siapa yang salah jadinya?   Kan sabar itu ada batasnya. Kalau kita menjadi terus menjadi seorang yang posesif apa yakin dia bakal betah dengan hubungan yang dijalin? Sudah pasti tidak. Karena dia juag mengingikan banyak hal, seperti halnya diri kita sendiri yang ingin menikmati indah hari di masa muda. Pasti ada banyak mimpi yang ingin diraih, da nada banyak hal yang harus dicoba. Nah kalau sabar nya sudah mencapai klimaks dan dia mulai melawan pasti ujung-ujungnya berantem. Oke kalau masih adu argumen dan diam-diaman, kalau udah pake fisik makin gawat dong. Kan kita masih pacaran, kok udah main tampar-tamparan dan cakar-cakaran. Ngalahin orang tua nya aja, belum tentu dia pernah mendapatkan perlakuan kasar dari orang tua yang yang telah melahirkan dan membesarkannya. Sementara kita siapanya dia? Cuma pacar aja kok belagu, pacar tingkatan nya cuma sedikit diatas teman dan sahabat. Berarti kita bukan siapa-siapanya dia, dan kita ga punya hak untuk memperlakukan dia dengan kasar apalagi sampai main fisik.
Perhatian dan posesif itu beda, sangat-sangat jauh perbedaannya. Dan sering kali seseorang menjadikan perhatian kenapa dia menjadi seorang yang posesif. Menunjukan cinta dan kasih sayang bukan berarti harus menjadi posesif. Menjaga dan memberikan perhatian bukan berarti harus melarang-larang dan menghalang-halangi apayang ingin dilakukan pasangan kita. dia punya hak dan kebebasan untuk bisa membagi waktunya untuk melakukan apa yang terbaik bagi hidupnya sendiri. dan kita tidak punya haka apa-apa untuk melarang apa yang akan dia lakukakan, tapi kita berkewajiban untuk menjaganya jangan sampai salah arah dalam hidupnya. Coba bayangkan pada diri kita kita sendiri, bagaimana jadinya kalau kita banyak mendapat btasan untuk melakukan sesuatu? Otomatis kita tidak akan pernah berkembang dan mungkin bisa dibilang ga maju-maju. Kan jadi percuma bayar pendidikan mahal-mahal kalau kitanya ga bisa berbuat banyak dengan ilmu yang kita peroleh karena hanya ada perasaan jengah. Begitu juga dengan pasangan kalau  selalu di posesifin sudah pasti perasaan nya bakal sama dengan apa yang kita rasakan. Harusnya sebuah hubungan itu dilandasi dengan sebuah kepercayaan. Kita percaya dia, dia percaya kita. dan kepercayaan itu sama-sama dijaga dengan baik. Karena saat pacaran adalah sebuah proses pendewasaan diri masing-masing untuk menuju sebuah langkah yang lebih besar,  berkeluarga dan berumah tangga.  Jangan pernah merubah dirinya menjadi orang lain. Karena mungkin secara tidak langsung dia tidak telah mengikuti apa yang kita mau, dan terkadang apa yang kita mau itu bukanlah dirinya.  Sekali atau dua kali mungkin tidak jadi masalah, tapi kalau sudah terlalu sering didikte maka secara tidak langsung dia akan berubah menjadi orang lain yang bukan lagi dirinya sendiri. kakalu dia sudah jadi orang lain apa kita masih suka? Sudah pasti tidak. Kenapa? Karena bukan dia orang yang kita sukai dulu waktu pertama kali berjumpa dan memulai hubungan. Dan jangan pernah menyalahkan siapa-siapa, karena kita telah berjalan dengan orang yang kita ciptakan sendiri. sudah pasti sangat membosankan dan mengecewakan, karena sudah tidak ada lagi tantangan. manusia itu tidak ada yang sempurna. Mereka memiliki kelemahan masing-masing. Kita maupun pasangan kita pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Baik sikap maupun sifat. Dan untuk menjadi sempurna kita membutuhkan pasangan, karena kita bisa saling melengkapi satu sama lain untuk menutupi kekurangan masing-masing. Bukankah dengan mencintai, berarti kita belajar untuk menerima kekurangan dari seseorang dan bukan kelebihannya. Dengan memaksakan kehendak dan menganggap diri kita lebih hebat hebat atas pasangan akan membuat kita menjadi seorang yang sangat egois. Menjalin hubungan itu bukan untuk memamerkan kekuatan dan kekuasaan. Karena pacaran bukan perlombaan apalagi perang. Jadi jangan pernah merasa bebas berkuasa atas diri orang lain dengan kekuatan yang dimiliki. Kita belum tidak memiliki hak untuk itu. Kedewasaan itu bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk hubungan yang kita rajut. Atau mungkin anda menjadi seorang yang posesif terhadap pasangan bertujuan untuk menutup-nutupi kesalahan dan kelemahan anda terhadap pasangan anda? Hahahaha, bukan kah itu suatu kebohongan. Bohong pada diri sendiri dan pasangan anda. Namanya bohong adalah suatu tindakan tercela, dan sudah pasti suatu saat pasti akan terbongkar. Apa ga malu tuh kalau ntar kebohongannya terbongkar, bisa-bisa semuanya berbalik. Semua kepercayaan akan hilang dan anda akan dicap sebagai seorang pembohong seumur hidup. Untung kalau dia mau menyimpan saja semua kebohongan dari diri anda, kalau dia berkicau kepada umat yang lain… hahahaha, dijamin anda tidak akan sanggup melihat dunia disiang hari.
Makanya, kalau cinta jangan posesif. Nikmati setiap hal yang diberikannya. Nama nya juga pacaran, sebuah tempat dimana kita bisa belajar untuk saling mencintai dan menyayangi semua kekurangan yang ada pada diri masing-masing. Karena mungkin memang dia lah orang yang akan menemani hidup kita sampai hari dimana malaikat maut datang menjemput. Dalam suka dan duka selalu bersama,menjalani hidup ini dengan penuh kebahagian. Dengan menjadi seorang yang posesif berarti kita telah mencoba untuk menjadi seorang yang dictator yang lalim dalam kehidupan kita sendiri. Dan sejarah mencatat, seorang dictator tidak pernah berkahir dengan ending yang enak dan happy dan selalu bisa dibilang mengerikan… Woow!!! Bwhahahaha. :D

**150413**
Sarang @buruank #Minagkabau West Sumatera

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENANAM POHON UNTUK TABUNGAN PENSIUN

BERKARYA UNTUK KEHIDUPAN ABADI

KARENA MIMPIKU ADALAH DOA DAN SEMANGATKU