MEMBANGKITKAN KECINTAAN KAUM MUDA TERHADAP ALAT MUSIK DAN MUSIK TRADISIONAL
Musik, siapapun pasti
menyukainya. Dari anak kecil sampai orang tua sekalipun. Semua pasti senang bersenandung
dan mendengarkan musik. Musik merupakan bahasa universal untuk menyampaikan
segala bentuk perasaan manusia, ditambah dengan syair lirik membuat musik
semakin sempurna. Ada banyak alat musik yang digunakan dengan bunyi yang
beragam pula. Dan apabila digabungkan akan semakin membuat music itu semakin
indah. Indonesia memiliki banyak alat musik tradisional dengan suara yang merdu
dan indah disetiap daerah nya. Namun saying sekali, mungkin hanya sebagian
kecil dari anakmuda Indonesia yang mau mengenal
musik serta alat musik asli Indonesia. Mereka apra kaum muda lebih
menggandrungi untuk memainkan musik-musik modern dan melupakan kebudayaan musik
nya sendiri yang padahal tidak kalah lebih baik dan bermutu dari musik yang
mereka usung saat ini. Apapun jenis musik nya sangat jarang ditemukan yang
membawa alat musik etnik ataupun bebunyian khas Indonesia dalam setiap musik dan
lagu nya. Mereka lebih condong mengikuti apa yang menjadi tren di masa nya. Sehingga
banyak ditemukan band atau musisi Indonesia yang hanya bisa jadi plagiator dari
musisi luar dan tidak memiliki ciri sama sekali. Mungkin semua nya terjadi
karena kepentingan komersialisasi dari label atau hal-hal tertentu yang menjadi
tujuan dari para pelaku itu sendiri.
Untuk menampung
kreatifitas anak muda dibidang musik, hampir disetiap daerah ditemukan berbagai
festival maupun parade musik. Mulai dari yang kelas karokean hingga full band. Namun
masih sedikit ditemukan promotor dan EO yang mau bertaruh untuk lebih
mendekatkan kaum muda kepada kebudayaannya sendiri. sebuah trend dan budaya
baru didatangkan sementara budaya sendiri dilupakan dan dicampakan. Tidak ada
yang bisa disalahkan dalam dunia bisnis termasuk bisnis hiburan, semuanya
memang berorientasi kepada untung dan rugi. Semua yang bisa menguntungkan
diambil dan yang dianggap akan merugi lebih baik dibuang. Mungkin karena alasan tersebut para promotor
maupun EO lebih senang untuk bermain di zona aman dengan lebih mementingkan
permintaan pasar. Tapi ada satu hal yang mengganjal, sebuah event belum bisa
dibilang sukses kalau hanya memberikan keuntungan hanya kepada pihak
penyelenggara saja. Sebuah event bisa
disebut berkualitas apabila event tersebut bisa memberikan kontribusi positiif
kepada peserta, pengunjung maupun lingkungan setelah event itu digelar. karena
sebuah event musik tidak jauh berbeda tujuannya dengan sebuah kampanye dan
iklan sebuah produk dengan tujuan untuk menghimpun simpati lingkungan agar bisa
lebih dekat dengan sesuatu hal yang dikampanyekan atau bisa menggunakan barang
maupun jasa yang di promosikan.
Sebuah contoh langkah
menarik diambil dari komunitas osd_lrWS di Sumatera Barat. Dalam setiap
kegiatan dan event yang mereka adakan, osd_lrWS selalu mewajibkan peserta untuk
memainkan alat musik tradisonal Indonesia dalam setiap lagu ber aliran rock yang mereka bawakan. Dan langkah yang tertuang
dalam event bertajuk “Jika Kami Bersama” yang diadakan di kota berbeda setiap
tahunnya dan telah memasuki tahun ketiga. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para
peserta karena harus memasukan suara
alat musik tardisional kedalam sebuah musik jadi yang dimainkan dan juga menjadi
tontonan menarik bagi para pengunjung event karena bisa mendengarkan suara music
tradisional disebuah festival musik rock. Langkah ini diambil untuk
mengingatkan kaum muda Indonesia khususnya di Sumatera Barat bahwasannya alat music
tradisional tidak kalah gaul dengan alat music modern. Dan music tradisional
juga bisa dikolaborasikan dengan music modern. Karena tingkat kesulitan yang
cukup tinggi menuntut para peserta untuk bisa untuk bisa lebih mengembangkan
kemampuan dalam menguasai alat musik. Karena dengan menjadi seorang musisi
berarti harus kreatif agar bisa menghasilkan sebuah karya yang benar-benar
orisinil dan bukan plagiat. Dan hal tersebut lah yang menjadi tujuan dari event
ini. Karena mereka berfikir sangat sayang sekali melihat alat musik “saluang”
dimainkan oleh seorang dari bangsa lain, sementara orang-orang dari daerah
asalnya tidak ada lagi yang bisa meniup “saluang” agar dia bisa bersuara. Begitupun
nasib alat-alat musik lain, sementara anak muda nya sibuk mendalami musik dari
daerah luar sana sampai mengeluarkan biaya yang tidak tanggung-tanggung untuk
mempelajarinya. Dan komunitas ini pun merasa berkewajiban untuk bisa membuat
benteng agar budaya bangsa ini tidak hilang. Mereka mengambil langkah kecil
untuk melestarikan kebudyaan memlalui alat musik. Dengan harapan semakin sering
anak muda memainkan dan mendengarkan musik tradisional maka semakin terjagalah
kebudayaan bangsa ini. Dan membuktikan
kepada kaum muda bahwasannya alat music tradisional juga bisa dimainkan didalam
setiap jenis musik modern.
Dan dapat
disimpulkan, untuk membangun kecintaan dari kaum muda terhadap kebudayan bangsa
adalah dengan lebih meng- akrabkan mereka dengan kebudayaan itu sendiri. Dengan
cara memasukan rasa melalui hal-hal yang mereka gandrungi. Semakin seringnya
alat musik tradisional digunakan oleh para kamun muda akan ada beberapa hal
yang akan bisa diraih dalam rangka pengamanan kebudayaan bangsa untuk masa yang
akan datang. Dan akan semakin banyak musisi Indonesia yang go-internasional
dengan lebih Indonesia dimata dunia .
#Minangkabau West
Sumatera
Sarang @buruank
10-04-13
Komentar
Posting Komentar